Pernah kucatat dalam kertas sejumlah ratusan halaman sebagai BUGIL. Tepatnya kumpulan catatan tentang perjalanan menjadi diri sendiri yang dialami oleh siapa pun, apa pun dan yang kualami sendiri. Kisah-catatan itu dijilid manual, tidak diperjualbelikan, karena terlalu riskan untuk ditampil-tonjolkan ke hadapan public, lantaran pandangan kita tentang BUGIL masih sebatas ‘Penis’ dan ‘Vagina’. Walaupun sejujurnya , tidak semua orang berpandangan demikian. Namun sebagian besar orang di negeri ini masih berpandangan tentang BUGIL sebagaimana yang saya cemaskan. Ringkasnya, sebagai mana yang dikisahkan dalam BUGIL adalah proses perjalanan kehidupan manusia untuk semakin menjadi dirinya sendiri. Bahwa perjalanan menjadi diri sendiri adalah perjalanan menuju mengatakan dan berbuat sejauh ‘inilah aku’. ‘Inilah aku’ yang sejujurnya setelah melihat segala potensi-kelebihan juga kekurangan dan keterbatasan. Bugil adalah sebuah perjalanan pulang menuju kepolosoan yang sesungguhnya, ketika seti
Sebuah pendopo kecil, sebagai tempat berdiskusi